06 May 2013

Gemakan Bahasa dan Budaya Indonesia ke Mata Dunia dengan Cinta Bahasa


          Bahasa adalah cermin budaya. Bahasa dan budaya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa memengaruhi budaya dan budaya ada karena bahasa. Dengan menuturkan bahasa, berarti kita menunjukkan budaya bangsa pemilik bahasa itu. Oleh karena suatu bahasa merepresentasikan budaya, banyak orang menilai bagaimana budaya orang-orang dari bangsa lain lewat bahasa yang digunakannya. Hal ini berarti bahwa ketika kita menghidupkan suatu bahasa sama artinya dengan menghidupkan budaya bangsa itu sendiri. Ini jelas, karena alat pengenalan suatu budaya hanyalah bahasa.
          Bahasa Indonesia adalah salah satu di antara sekian banyak bahasa di dunia yang di dalamnya memiliki nilai-nilai budaya yang secara implisit maupun eksplisit tergambar. Melihat hubungan melekat antara bahasa dan budaya ini maka tentu dapat katakan, jika ingin mengenalkan budaya bangsa Indonesia pada bangsa lain, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, mereka tahu bagaimana budaya dan karakter bangsa Indonesia. Hal yang dapat mewujudkan ini semua adalah rasa cinta bahasa. Jika rasa kecintaan terhadap bahasa tinggi, maka semakin tinggi pula peluang dikenalnya bahasa dan budaya Indonesia di mata dunia.

Bahasa dan Budaya
          Setiap hari, semua orang di dunia menggunakan bahasa. Manusia, di mana pun mereka tidak dapat hidup tanpa bahasa. Sepenting itukah bahasa? Barber dalam bukunya The Story of Language (1964:21) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem tanda yang berhubungan dengan lambang bunyi-bunyi suara dan digunakan oleh suatu kelompok masyarakat untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Sedangkan menurut Harimurti Kridalaksana, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Dari dua pendapat ahli tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sekelompok manusia, mulai dari kelompok kecil hingga membentuk satu komunitas besar di suatu wilayah hanya dapat disatukan oleh bahasa. Interaksi verbal pasti akan terjalin di antara mereka dengan menunggangi berbagai kepentingan masing-masing. Baik itu kepentingan individu, maupun kelompok. Aktivitas berupa komunikasi yang berkesinambungan antara satu penutur bahasa dengan penutur bahasa lainnya menimbulkan adanya satu adat istiadat dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah budaya.
          Menurut Koentjaraningrat (1994:5), budaya adalah nilai-nilai dan ideologi yang merupakan aturan, prinsip, norma, dan moral yang menuntun suatu organisasi dan merupakan harta kekayaan yang berharga. Terkait dengan apa yang telah dikatakan sebelumnya, budaya dan bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa menghasilkan budaya. Secara luas, dapat dikatakan bahwa baik buruknya budaya masyarakat suatu wilayah ditentukan dari baik dan buruknya bahasa yang mereka gunakan. Perilaku berbahasa yang luhur menunjukkan keluhuran budaya masyarakat itu sendiri.
          Kebudayaan Indonesia dikembangkan melalui bahasa Indonesia. Pemerkayaan khasanah kebudayaan Indonesia melalui khasanah budaya daerah, misalnya, dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Khasanah kebudayaan Indonesia juga disebarkan atau dijelaskan melalui bahasa Indonesia sebab penerimaan kebudayaan hanya bisa terwujud apabila kebudayaan itu dimengerti, dipahami, dan dijunjung masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri. dengan demikian bahasa memainkan peranan penting bahkan sering dinyatakan bahwa kebudayaan dapat terjadi apabila bahasa ada karena bahasalah yang memungkinkan terbentuknya kebudayaan (Robert Sibarani, 1992:101).
          Pernyataan Robert di atas sudah jelas mengandung makna bahwa untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia sebagai alat terbaik yang ampuh untuk menunjukkan luhurnya budaya Indonesia. Banyak faktor yang membuat bangsa asing mau datang dan belajar bahasa serta budaya di suatu negara. Salah satu faktor itu adalah karena daya tarik bahasa yang ada di negara tersebut. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari sejumlah faktor penting lain yang membuat bangsa asing mau mendatangi dan belajar tentang Indonesia. Ini berarti, kita dapat melakukan seperti apa kata peribahasa Indonesia, yaitu “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”. Tidak hanya mempromosikan budaya, dengan mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia kita juga dapat sekaligus menggemakan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa ke mata dunia. Lalu bagaimana dan seperti apa wujud rasa cinta kita terhadap bahasa Indonesia seharusnya?

Rasa Cinta Bahasa Indonesia
          Wujud rasa cinta paling nyata terhadap bahasa Indonesia adalah dengan menggunakannya secara bijak, secara baik dan benar, dengan melihat konteks dan kondisi yang tepat. Inilah kontribusi paling nyata dan mudah yang bisa kita lakukan sebagai upaya menggemakan bahasa Indonesia ke seluruh dunia. Kita mengenal berbagai media sosial atau yang lebih sering disebut jejaring sosial yang merupakan sarana ampuh untuk menjelajahi dunia dengan murah, mudah, dan tanpa banyak menghabiskan waktu. Kita bisa berkenalan dan bergaul dengan banyak orang dari mancanegara seluas-luasnya. Saat itulah, kita dapat mengusung bahasa Indonesia dan mengenalkan budaya timur kita yang kental akan keramahtamahan dan kesantunan.
Lalu bagaimana mereka akan mengerti budaya kita, sedangkan mereka tidak mengerti bahasa kita? Realistis dan logis, pertanyaan ini mudah saja menjawabnya. Kita tentu harus ingat, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terdiri dari tiga komponen, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, serta bahasa asing. Maka ketika kita ingin memperkenalkan bahasa Indonesia kepada bangsa lain, kita dapat menggunakan bahasa asing yang dalam hal ini adalah bahasa Inggris sebagai bahasa persatuan internasional. Salah satu trik yang paling sederhana adalah dengan menuliskan bahasa Indonesia terlebih dahulu dan diikuti terjemahannya dalam bahasa Inggris. Ini akan menunjukkan kepada dunia betapa mudahnya bahasa Indonesia. Gema bahasa Indonesia di mata dunia akan dapat membantu secara tidak langsung proses internasionalisasi bahasa Indonesia.
          Lalu, bisakah kita melakukannya? Pasti bisa, semua hanya kembali pada jiwa-jiwa dan diri kita masing-masing. Masihkah kita menjadi generasi pengeluh dan penuh keraguan. Ingatlah, segala sesuatu hanya akan terjadi atas dua hal: kemauan dan kemampuan. Jika kita berkomitmen untuk menyebarluaskan bahasa dan budaya Indonesia ke mata dunia, sudah barang tentu kita harus mau dan mampu menggemakannya dengan penuh kepercayadirian dan tanpa rasa ragu. Kalau tidak sekarang kapan lagi dan kalau bukan kita siapa lagi. Gemakan bahasa Indonesia ke mata dunia dengan cintai bahasa kita, bahasa Indonesia.

Referensi
Barber. C.L 1972. The Story of Language. London: The Chaucer Press
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Kridalaksana, Harimurti 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti


Sumber : (Hendri Ripa’i) dalam newshendri.blogspot.com

No comments:

Post a Comment