06 May 2013

Guru Bahasa Indonesia Perlu Belajar Sastra




Tidak kurang dari 100 mahasiswa dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP dan SMA di Magelang Jawa Tengah mengikuti workshop sastra di Aula Dinas Pendidikan Kota Magelang, Sabtu (4/5/2013).

Dalam workshop tersebut mereka diberi pelatihan bagaimana membuat puisi, cerita pendek (cerpen), dan karya sastra lainnya, oleh narsumber-narasumber yang berkompeten, antara lain cerpenis sekaligus redaktur majalah sastra Horison, Joni Ariadinata serta penulis puisi yang juga sutradara Teater Garasi Yogyakarta Gunawan Maryanto.

Di samping kegiatan pelatihan, pada kesempatan tersebut juga ada peluncuran buku kumpulan cerita anak berjudul "Tepukan Tiga Kali" karya seorang sastrawati Magelang bernama Wicahyanti Rejeki. Wicahyanti sendiri adalah seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Kristen 1 Kota Magelang yang sangat peduli terhadap sastra di Indonesia khususnya bagi guru-guru Bahasa Indonesia.

Menurut Wicah, sapaan akrabnya, kegiatan ini tidak lain untuk menambah pengetahuan dan kemampuan para mahasiswa dan guru Bahasa Indonesia tentang sastra. Seperti diketahui, bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak selalu tentang teori-teori tata bahasa saja, namun perlu juga aplikasi ke dalam karya sastra.

"Setiap orang mampu menciptakan karya sastra, entah itu puisi, cerpen, novel dan lain sebagainya. Apalagi bagi para guru Bahasa Indonesia, walaupun tetap butuh proses belajar," katanya.

Diharapkan, melalui workshop yang mengusung tema "Sastra Sebagai Wahana Alternatif Berkreasi" ini para mahasiswa dan guru mempunyai semangat untuk menulis. Sehingga bisa menjadi contoh kepada anak-anak didik mereka.

"Jangan sampai guru menyuruh murid membuat puisi tapi guru-nya sendiri tidak bisa," harapnya. Ditambahkan ibu dua putra ini, karya-karya yang peserta telah buat pada pelatihan itu nantinya akan dikumpulkan menjadi sebuah buku.

sumber : KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment